Chatting


ShoutMix chat widget

Langganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

http://www.fhom.blogspot.com Tahukah, kawan? »»

26 Juli 2009

Tolika, Cita-cita Kita?

. 26 Juli 2009

Potongan 2
Cita-cita Kita?

Wijaya Kusuma adalah tempat pertama yang sempat membuatku tersentak. Kadang, matahari melamun disana dan penyakitnya menular padaku: aku diam, sendiri seoang diri, heran menatap matahari melamun. Semakin hari, semakin bertamabah sering aku terbawa suasan alam.

Sebagian sisi kota memang masih alami, tapi juga tak pantas disebut alami. Aku khawatir saja jika kota ini tak berpohon. Kalau saja aku menjabat sebagai bupati Magetan, aku tidak berjanji: membuat Magetan semakin cerah, aih!

Baru saja aku selesai menonton Doraemon. Yah, tak apalah, ingat kawan: 13! Aku masih umur 13 tahun. Masih muda. Menarik, cuma, aku tak suka pada sisi religinya. Memang bukan orang kita yang membuat. Tapi tahun berapa ya Indonesia berhasil membuat film-film terkenal seperti itu? Intinya, pada film doraemon itu, entah bagaimanapun juga bumi ini akan hilang. Untuk menyongsong bumi hilang, hancur maksudnya, manusia musti berusaha mencerahkan bumi, bahu-membahu membenahi bumi. Di film diceritakan, ada dunia binatang yang lebih makmur dari kondisi dunia yang dihuni manusia. Dunia manusia lebih banyak peperangan tanpa ampun, mejajah, mereka ingin makmur sendiri, sering ada masalah dalam perbedaan pangkat dan fisik manusia, manusia kejam pada bumi, membakar, mengahncurkan, melumpuhkan. Bukan damai dalam impian manusia tapi malah menyongsong hancurnya bumi dengan kehancuran pula. Menyedihkan. Akan mereka apakan dunia manusia? Global warming, efek rumah kaca, ozon bolong, banyak bencana, manusia tak berperasaan. Apalagi? Belum cukup pilukah tubuh bumi ini?

Lihat pula film Wall-E, sangat meprihatinkan. Semakin cerdas manusia, semakin lemah pula manusia. Sampai-sampai mereka tak bisa bergerak sedikitpun. Film Wall-E menceritakan keadaan manusia dimasa yang akan datang. Penuh teknologi, penuh orang malas, digambarkan pula manusia yang semakin buncit sebab sifat malasnya. Masuk akal sekali. Belum lagi moral manusia yang semakin lama semakin bejat. Bagaimana cucunya cucu dari cicit-cicitnya?