Tolika, Cita-cita Kita? (2)

“Tunggu!” aku berbalik spontan.Temanku ternyata.
“Any probelem” pura-pura bicara ilmiah pada pakarnya
“Problem” ia protes, hikmah pertama: jangan bicara yang tinggi-tinggi pada kutu buku, aih!
“Sudah baca belum berita koran?” terbukti! Pagi-pagi kutu buku bawa buku dan korbannya adalah aku.
“Berita apa?”
“Mereka anak tak berpendidikan”
“Berita apa?”
“Hari pertama masuk sekolah malah buat masalah”
“Apa?” aku mulai dongkol.
“Apa mereka tak pernah sekolah?”temanku tetap nyelonong
“Apa kau tak dengar aku bertanya? 3 kali! Kau tau, 3 kali aku bertanya! Kau gunakan buat apa telingamu?” aku marah bukan main. Tapi ia malah diam dan menatapku melas.
“Ya sudah, maafkan, aku telah kau buat jengkel. Jadi berita apa?”
“Anak SD main judi di daerah bandara” aku tersentak. Kawan, terbukti sudah kalau moral manusia jaman sekarang semakin bejat.
“Padahal besok adalah hari pertama mereka sekolah” aku terus merenung, merunduk, berpikir apa yang akan cita-citakan? Jika melihat anak jaman sekarang saja sudah seperti itu...

Aku terus merunduk, lurus pada aspal dijalanan yang terlihat sudah mulai tua, gigi-giginya sudah berlobang. Tapi pikiranku kemana-mana. Aku tak biasa tidak terkekeh-kekeh, namun kutu buku menatapku aneh.